Nanti

Nanti, sangat nanti di kemudian hari
Ada saatnya dimana tangan dan kaki benar benar bicara
Hari itu yalah masa yang begitu mencekam diri
Taman firdaus siap memeluk namun neraka naar juga menanti penuh bara

Dua sahabat duduk bersimpuh di padang mashar
Fulan menghiba agar pahala sang kawan masuk dalam timbangannya sebagai hadiah
Teryata tak bisa kerana tak ada pahala tersisa yang bisa ditakar
Maka Fulan menggugat sekira dosanya yang terhibah

Lihatlah di depanmu istana-istana dari emas dan perak bertatahkan intan tiada tepermana

Tahukah kau itu istana untuk Nabi yang mana?
Untuk orang jujur yang mana? 
Untuk syahid yang mana?

Istana itu diberikan tuk sesiapa yang mampu membayar...

Lalu siapa yang mampu menukar mahar? 
Berapa tertakar?
Kemana pula mesti menyasar?

Ternyata sederhana sahaja ritualnya
Maafkan sahabat yang pernah aniaya
Buang dendam  lalu yang menjajah
Rengkuh jemarinya dan ajak dia masuki raudhatul jannah

Tabik
- haridewa -
301116

Komentar

Postingan Populer