Mengaku Islam
mengaku islam
tapi al quran tak faham
mengaku umat muhammad
tapi hatinya penuh dendam kesumat
mau dibawa kemana agama berkah ini
kalau penganutnya hidup dengan tingkah musolini
istighfar bergelayut di mulut
berbareng dengan amarah yang tersulut
tiap hari rajin mengaji
namun lisan kerap memaki
itukah ajaran nabi besarmu
itukah hasil nderes ngajimu
itukah yang memuaskan hasrat kuasamu
mau sampai kapan menjajah diri sendiri dengan begitu marah
hingga semua diluar dirimu adalah salah
seolah raja yang bertitah tanpa bisa terbalah
masih islamkah kita jika nabi mengajarkan untuk mengasihi anak yatim namun justru tiap saat kita nistakan mereka
masih islamkah kita jika nabi menyuruh kita memuliakan orangtua namun justru kita menghantarnya ke neraka
masih islamkah para suami yang suka menyiksa istri
masih islamkah para istri yang rajin menghardik suami
masih islamkah para pejabat yang berulang korupsi
masih islamkah rakyat yang gampang emosi
masih islamkah
konon menangislah sang nabi besar
saat sadar sebagian umatnya telah tersasar
ummati aina ummati
adalah kata pertama yang terucap setelah beliau dibangkitkan dari mati
lihatlah betapa sayang beliau kepada kita
lihatlah betapa bebal kita membalasnya
saling melemahkan berbantah kata
saling menghujat kelebihan gaya
mari luruskan niat sebagai bekal,
sempurnakan ikhtiar, sederhanakan kalam
ingat, akal bukan landasan islam
namun islam sangat mudah diterima dan difahami akal
maka dahulukan naqli sebelum akli
agar akidah kita tak terbeli
kala masih cemas kehilangan cinta, harta, apalagi tahta
tanyakan lagi kepada diri, masih islamkah kita
Tabik
- haridewa -
Komentar