Syafaat Pertama
Rintik hujan pelahan menderas
Menimpali langkah kaki kian mengeras
Dedaunan hijau merambah kecoklatan menghias ranting pohon akasia
Memancangkan kenisbian perjalanan takdir hidup manusia
Petang merambat pelahan menuju kelam
Lewat tengah malam tangismu merobek bianglala
Seakan ingin lampiaskan dendam ribuan jam dalam kandungan
Bersiap menyambut bisingnya seringai bisik srigala
Saat itulah ibu negara terlepas dari kungkungan
Sendiri, kuperhatikan wajah mungil itu tampak cantik
Lembut pelahan kuusap hidung komedomu seolah belum yakin
Inikah penerus generasi yang akan melaju tanpa titik
Melesat langsam tunaikan harap rakyat nagari yang makin miskin
Setengah tak percaya kudengar jeritmu seharum gaharu
Sebaris alis tipis menandai sebuah duplikasi
Indah berimbang menghias mata di kedua sisi
Maka kusambut gegap gempita proses kelahiranmu dengan haru
Tenangkan dirimu pengobat hati kembang rinduku
Papa ada untuk menjaga hadirmu
Biarlah krisis ekonomi merangsek meluluhlantakkan saku saku
Percayalah syafaat dan janji Allah tak pernah semu
Kampung Sumur
(030498)
Komentar