JIWA MANIS

di sudut jalan itu
berserak tulang, darah, daging
sisa pembantaian ruhani

: di manakah jiwa manis pengasih hati?

di tinggi gedung itu
lagi,
kutemukan kesendirian hari
awan cirro cumulus terganti
dengan gelap segugus kelam
sesak mendendam

: kemanakah jiwa manis pengasah hari?

Jakarta berduka,
rakyat sengsara
jalanan merana
pemerintah berkelana mencari kata-kata
kadang jauh dari fakta
apalagi makna

media berpesta pora
bak mendapat durian sekereta
berlomba menjadi yang pertama
‘tuk memberita

buuuum,…..
bom itu telah menjadi legenda
kudapan manis para punggawa
aku hanya bisa bermuram durja
menunggu jiwa manis peniup sangkakala


(bogor,150904)
turutberdukauntukkorbanbomkedutaanaustralia

Komentar

Postingan Populer